Adikku pernah bilang, standarku turun. Aku tahu itu. Tapi aku terpikir, mungkin lebih baik jadi orang bodoh yang bahagia, daripada tahu segalanya tapi tidak menikmati hidup.
Mungkin... ini sama seperti jadi orang miskin yang bersyukur, daripada jadi orang kaya yang tidak pernah tersenyum.
Kawanku, banyak orang-orang di luar sana yang masih bisa tertawa lepas, yang lebih sering bercengkrama dibanding orang-orang yang lebih kaya dari mereka. Banyak orang-orang yang tidak membutuhkan uang banyak untuk membuat mereka bahagia. Yang tidak menjadiakn kemewahan dan segala bentuk kehidupan glamor sebagai syarat tersunggingnya senyum mereka. Dan aku, mengagumi orang-orang itu.
Tapi, kalau kita ditanyai seperti itu--mau jadi orang kaya yang cemberut atau jadi orang miskin yang tertawa?--secara otomatis, pikiran kita yang tidak mau dirugikan akan menjawab: mau jadi orang kaya yang tertawa! Kalau begitu, kita ambil saja jalan tengahnya. Jadi, yang sudah kaya, bersyukur dan tersenyumlah. Nikmati hidup, jangan terlalu khawatir hartamu akan hilang, kalau kekhawatiran itu sampai merenggut kebahagiaanmu. Yang masih miskin, tetap bersyukur lalu berusahalah jadi kaya. Bersyukur bukan berarti berhenti berusaha, kan? Ayo kita saling mendoakan, supaya kita, satu per satu, bisa jadi orang kaya yang tertawa... Kalau Tuhan mengizinkan. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar